www.rri.co.id
Verifying you are human. This may take a few seconds.
(Opini) Valentine dan Rantai Pasok Pertanian Global: Romantisme yang Menggerakkan Triliunan Rupiah di Seluruh Dunia
liputan6
Sebelum dikenal sebagai hari kasih sayang, tanggal 14 Februari memiliki makna penting bagi masyarakat Romawi Kuno.
Diperbarui 14 Feb 2025, 16:11 WIB
Liputan6.com, Jakarta – Setiap tanggal 14 Februari, dunia merayakan Hari Valentine sebagai momen penuh cinta dan kasih sayang. Namun, tahukah Anda bahwa perayaan ini memiliki akar yang jauh lebih dalam dari sekadar bertukar cokelat dan bunga mawar? Sejarahnya ternyata berkaitan erat dengan pertanian, kesuburan, dan ketahanan pangan.
Sebelum dikenal sebagai hari kasih sayang, tanggal 14 Februari memiliki makna penting bagi masyarakat Romawi Kuno. Kala itu, berlangsung sebuah ritual bernama Lupercalia, suatu festival yang dipercaya dapat meningkatkan kesuburan manusia, tanah, dan hewan ternak.
Ritual ini berlangsung pada 13-15 Februari sebagai bagian dari doa kepada Faunus, dewa pertanian, dan Lupercus, pelindung gembala dari serangan serigala. Dalam perayaan ini, para imam mengorbankan domba atau sapi, lalu menggunakan kulitnya untuk mencambuk wanita muda. Meski terdengar aneh, tradisi ini diyakini dapat meningkatkan peluang mereka untuk memiliki keturunan, sebuah hal yang penting dalam masyarakat agraris.
Namun, pada abad ke-5, Paus Gelasius I melarang ritual ini dan menggantinya dengan Hari St. Valentine, yang lama-kelamaan berubah menjadi perayaan cinta romantis seperti yang kita kenal saat ini. Pada Abad Pertengahan, kepercayaan akan hubungan antara cinta dan pertanian masih bertahan.
Banyak orang percaya bahwa menikah di bulan Februari akan membawa keberuntungan bagi hasil panen mereka. Dalam masyarakat agraris, keluarga besar berarti lebih banyak tenaga kerja untuk menggarap lahan dan menghasilkan pangan. Oleh karena itu, kesuburan tidak hanya berkaitan dengan keturunan tetapi juga dengan keberlangsungan ekonomi keluarga.
Penyair terkenal Geoffrey Chaucer bahkan memperkuat keyakinan ini dalam puisinya Parliament of Fowls (1382), di mana ia menulis bahwa 14 Februari adalah hari ketika burung-burung memilih pasangannya. Ungkapan ini mencerminkan bahwa pertengahan Februari dianggap sebagai awal musim kawin burung dan banyak hewan lainnya, sebuah fenomena alami yang bertepatan dengan musim semi dan masa persiapan menanam tanaman baru.
Saat ini, Hari Valentine bukan sekadar perayaan cinta dan kasih sayang, tetapi juga sebuah fenomena ekonomi global yang menggerakkan miliaran dolar atau triliunan rupiah setiap tahunnya. Di balik cokelat, bunga mawar, dan hadiah-hadiah romantis yang diberikan pada 14 Februari, terdapat rantai pasok global yang kompleks dan luas, melibatkan jutaan pekerja di berbagai sektor, terutama di bidang pertanian, logistik, dan ritel.
Seiring dengan meningkatnya permintaan pada periode ini, berbagai negara memainkan peran penting dalam produksi dan distribusi barang-barang yang paling dicari saat Valentine, seperti cokelat dan bunga. Komoditas ini diproduksi di satu benua, diproses di tempat lain, dan akhirnya dikonsumsi di berbagai belahan dunia. Fenomena ini menunjukkan bagaimana Hari Valentine telah menjadi salah satu pendorong utama ekonomi global berbasis rantai pasok pertanian.
Industri cokelat merupakan salah satu sektor yang mengalami lonjakan permintaan terbesar selama musim Valentine. Data dari National Confectioners Association (NCA) menunjukkan bahwa lebih dari 26,3 juta kg cokelat dibeli setiap tahunnya pada Hari Valentine hanya di Amerika Serikat, menghasilkan lebih dari $1,1 miliar atau setara dengan 18 Triliun Rupiah, pendapatan untuk industri permen dan cokelat.
Namun, di balik kemasan mewah dan rasa manisnya, produksi cokelat bergantung pada rantai pasok pertanian yang kompleks. Sekitar 60% dari total pasokan kakao dunia berasal dari Afrika Barat, khususnya Pantai Gading dan Ghana. Kedua negara ini menyuplai kakao mentah yang kemudian dikirim ke negara-negara pengolah seperti Swiss, Belgia, dan Amerika Serikat, sebelum diolah menjadi cokelat batangan yang siap dipasarkan.
Selain cokelat, bunga mawar adalah salah satu produk yang paling banyak dicari saat Valentine. Namun, mayoritas bunga yang dijual di negara-negara seperti Amerika Serikat dan Eropa bukan berasal dari ladang lokal, melainkan diimpor dari negara lain, terutama dari Kolombia, Ekuador, dan Kenya.
Menurut data dari Society of American Florists, sekitar 250 juta tangkai mawar diproduksi setiap tahun untuk memenuhi permintaan Hari Valentine. Sekitar 70% bunga mawar yang dijual di AS berasal dari Kolombia, sementara Eropa banyak mengimpor bunga dari Belanda dan Kenya. Proses pengiriman bunga ini sangat kompleks, mengingat bunga merupakan produk yang sangat mudah rusak.
Untuk memastikan kesegarannya, bunga harus segera dipetik, didinginkan, dan dikirim menggunakan pesawat kargo ke berbagai negara tujuan dalam waktu kurang dari 48 jam. Oleh karena itu, industri bunga sangat bergantung pada infrastruktur logistik yang efisien, termasuk fasilitas penyimpanan berpendingin dan transportasi udara yang cepat, hal ini berimplikasi pada lonjakan pendapatan bagi bisnis logistik.
Fakta lain menunjukkan, perayaan Valentine secara signifikan meningkatkan konsumsi wine di berbagai negara. Data dari CGA by NIQ menunjukkan bahwa pada Hari Valentine 2023, rata-rata kenaikan penjualan minuman per outlet di Inggris mencapai £1.479 atau setara 30 jutaan rupiah, meningkat 24,4% dibandingkan rata-rata tahunan. Kategori minuman seperti wine, terutama sparkling wine dan Champagne, mengalami lonjakan penjualan yang signifikan selama periode ini.
Peningkatan permintaan ini memengaruhi rantai pasok anggur sebagai bahan baku utama wine. Produsen anggur perlu mempersiapkan stok yang cukup untuk memenuhi lonjakan permintaan musiman ini. Selain itu, distribusi wine ke restoran, bar, dan pengecer harus ditingkatkan untuk memastikan ketersediaan produk selama periode puncak di Hari Valentine.
Ternyata kini baru kita sadari, Hari Valentine bukan hanya tentang cinta dan romansa, tetapi juga momen ekonomi global yang menggerakkan berbagai sektor industri. Dari perkebunan kakao di Afrika, ladang bunga di Amerika Selatan, hingga restoran dan hotel di kota-kota besar, perayaan ini menciptakan rantai pasok yang luas dan kompleks.
(Penulis : Dr. Dani Lukman Hakim, SP. Dosen Agribisnis di Fakultas Bisnis, President University, yang memiliki keahlian dalam bidang pertanian, agribisnis, dan ketahanan pangan. Selain aktif dalam penelitian dan pengembangan sektor pertanian berkelanjutan, ia juga dikenal sebagai penulis produktif dalam berbagai artikel ilmiah, buku, dan tulisan populer yang membahas bidang pertanian, inovasi agribisnis serta kebijakan pangan)
BACA JUGA
REKOMENDASI
TOPIK POPULER
POPULER
BERITA TERKINI
Jejak Sejarah Jembatan Srandakan yang Ambruk Setelah 96 Tahun Berdiri
Akhirnya Menikah, Begini Perjalanan Cinta Angga Yunanda dan Shenina Cinnamon
3 Cara Memainkan Hero Irithel di Mobile Legends Patch Note 1.9.32
6 Rekomendasi Tempat Makan Cantik di Bogor untuk Dinner Valentine
Ide Resep Kreasi Cokelat untuk Hadiah Valentine
Selain Coklat, Intip 10 Ide Kado Valentine Buat Orang Tersayang
6 Curhatan Netizen Rayakan Valentine 2025 Ini Bikin Senyum Tipis
14 Ucapan Romantis di Hari Valentine untuk Pasangan, Keluarga hingga Sahabat
Rayakan Hari Valentine Anti-Boncos Bersama Pasangan
Harga Coklat Valentine Makin Mahal Gara-gara Krisis Iklim, Ini Ceritanya
Sejarah Perayaan Valentine’s Day, Berikut Ide Kegiatannya
Maudy Ayunda Tak Sungkan Belikan Diri Sendiri Kado Valentine, Hadiah Spesial dari Jesse Choi Bukan Barang
HARVEY MOEIS
LIGA CHAMPIONS
IIMS 2025
BRI LIGA 1
UPDATE BERITA DAERAH
VIDEO: 8 WNI dan Ratusan Orang Lainnya Diselamatkan dari Pusat Penipuan Online Myanmar
PIALA ASIA U-20
Menipis Setelah Kalah dari Iran, Media Vietnam Soro…
Terbukti dari Menit Bermain Mereka, Tiga Pe…
Indra Sjafri Beber Kelemahan Timnas Indon…
RCTI dan GTV Menayangkan Langsung …
Meski Menang Telak 3-0 di Piala Asia U-20 2025, Pel…
Erick Thohir: Kita Harus Tetap Mendukung Timnas Indonesia U-20 Meski Hasil di Piala Asia U-20 2025 Mengecewakan
Resep Nasi Kuning untuk 30 Orang, Hidangan Istimewa di Berbagai Acara
Ada Program Magang di Inggris Bergaji Rp 407 Ju…
Memahami Arti Publik, Pahami Definisi, Karakter…
Potret Regina Phoenix Pakai Chut Thai Busana T…
Memahami Arti Mitos: Definisi, Jenis, dan Peng…
Valentine
Rantai Pasok
Hukuman Harvey Moeis Diperberat Jadi 20 Tahun
Mengapa Hukuman Harvey Moeis Menjadi 20 Tahun Penjara? Ini Ulasannya
Vonis Harvey Moeis Diperberat, Mahfud MD Apresiasi: Kejaksaan Profesional Asal Tak Direcoki
Selain Harvey Moeis, Dirut PT Timah Mochtar Riza Juga Dihukum 20 Tahun Penjara
Profil Teguh Harianto, Ketua Majelis Hakim yang Vonis Harvey Moeis 20 Tahun Penjara
Komisi III DPR: Apresiasi Hasil Banding Kejaksaan di Kasus Harvey Moeis
Bukan Hanya Sekadar Lolos, Real Madrid Harus Kalahkan Man City untuk Jaga Stabilitas Keuangan
Meski Kalah dari Feyenoord di Leg Pertama Play-off Knockout, AC Milan Tetap Optimis Lolos ke 16 Besar Liga Champions
Hasil Akhir Feyenoord vs AC Milan 1-0 , Leao: Penampilan Rossoneri Tidak Sesuai Harapan
Feyenoord Kalahkan AC Milan dengan Skor 1-0
Kekalahan AC Milan dari Feyenoord di Liga Champions 2025: Lesu, Tak Mampu Membalas Gol Cepat
Link Live Streaming Liga Champions Feyenoord vs AC Milan, Sebentar Lagi Tayang di SCTV dan Vidio
Light of ASEAN, Mobil Konsep Wuling Motors untuk Pasar Asia Tenggara
Mobil-Mobil Baru yang Meluncur di IIMS 2025
Dua Suguhan Baru dari Toyota di IIMS 2025
Jaga Pasokan Listrik IIMS 2025, PLN Bawa 3 Gardu Bergerak dan 4 Power Bank Raksasa
Tes Ketangguhan Offroad Suzuki Jimny 5 Pintu di Area Track IIMS 2025
1.000 Pelanggan Pertama Chery Tiggo Cross Dapat Harga Khusus
Wawancara Aji Santoso: Target Bawa PSPS Naik ke Liga 1 dan Pembinaan Pemain Muda di Pekanbaru
Jadwal BRI Liga 1 2025/2026, 14-17 Februari: Semen Padang vs Persita Tangerang
El Clasico Indonesia: Persija vs Persib, Duel Sengit di Patriot Chandrabhaga
Jadwal Siaran Langsung BRI Liga 1 2024/2025 Pekan 23 di Vidio
Egy Maulana Vikri tampil Gemilang di Dewa United, Jadi Pemain Lokal yang Paling Produktif dan Memberi Kesan Positif bagi Patrick Kluivert
Patrick Kluivert Bersama Dua Asistennya di Timnas Indonesia Kunjungi Dewa United Sports Center, Bercanda dengan Jan Olde Riekerink
Khofifah Sebut Bendahara Umum DPP Partai Demokrat Renville Antonio Sosok Penting
Sambut Ramadhan, Warga Cungking Banyuwangi Gelar Tradisi Resik Lawon
Sejarah Perayaan Valentine’s Day, Berikut Ide Kegiatannya
Selain Semeru, Ini 3 Gunung Api Aktif Tipe A di Sekitar Malang
Kapan Bansos PKH 2025 Cair, Berikut Jadwal dan Cara Ceknya
Kena Efisiensi Anggaran, Perpusnas Tetap Komit Bangun Budaya Baca di Daerah
Kejar-kejaran di Laut pada Malam Hari, Polda Riau Gagalkan Penyelundupan Narkoba Ratusan Miliar dari Malaysia
Buron 19 Tahun, Buronan Kakap Kejati Riau Tertangkap di Rumah Istri Kedua
Tradisi Unik Ramadhan di Indonesia: Dari Aceh hingga Papua
Rekomendasi Destinasi Favorit untuk Rayakan Hari Valentine
Live dan Produksi VOD
powered by
Hari Valentine: Valentinus, Lupercalia dan Nanas Muda
Oleh: Wildan Nanda Rahmatullah – Alumnus Ilmu Sejarah Unair
PWMU.CO – Memasuki bulan Februari, tak bisa lepas dari perayaan Hari Valentine yang jatuh pada tanggal 14. Budaya ini telah menyebar ke seluruh dunia sebagai simbol kasih sayang antarpasangan. Menjelang Hari tersebut, banyak minimarket, restoran, dan bisnis FnB lainnya menawarkan paket khusus, seperti cokelat dan bunga. Namun, jika ditelusuri lebih jauh, Hari Valentine memiliki sejarah panjang dengan beberapa versi yang menggambarkannya.
Festival Lupercalia digelar setiap 15 Februari oleh masyarakat Romawi Kuno yang masih menganut kepercayaan pagan. Perayaan ini dikenal penuh darah dan kekerasan, bahkan mengandung unsur pelecehan. Tradisinya mencakup pengorbanan hewan serta praktik perjodohan dan pembentukan pasangan secara acak, yang dipercaya dapat mengusir roh jahat serta meningkatkan kesuburan.
Dilansir dari History, belum diketahui asal-muasal Lupercalia. Namun, para sejarawan meyakini perayaan ini sudah digelar sejak abad ke-6 SM. Penamaan Lupercalia sendiri dinisbatkan pada serigala betina yang merawat Remus dan Romulus (pendiri kota Roma dalam legenda Romawi kuno) ketika masih bayi. Serigala tersebut dinamai oleh Remus dan Romulus dengan nama “Lupercal”.
Festival ini dimulai di Gua Lupercal, yang terletak di Bukit Palatine, serta di Comitium, tempat pertemuan terbuka bangsa Romawi. Di Gua Lupercal, festival dibuka dengan penyembelihan seekor kambing jantan, yang melambangkan seksualitas, serta seekor anjing, oleh Luperci, sekelompok pendeta Romawi. Setelah itu, pisau yang masih berlumuran darah hewan kurban dioleskan ke tubuh dua orang Luperci yang tidak mengenakan busana. Kemudian, noda darah tersebut dibersihkan menggunakan kain wol yang telah direndam dalam susu.
Ritual pengorbanan kemudian disusul dengan pesta telanjang atau setengah telanjang, serta perjodohan secara acak.
Tak jarang, pasangan yang berjodoh kemudian jatuh cinta dan menikah. Seiring waktu, unsur ketelanjangan dalam festival Lupercalia ditiadakan. Festival ini dianggap semakin sakral, meskipun tetap mengandung unsur kekerasan, seperti para perempuan yang dicambuk oleh laki-laki.
Sejarah lain yang diyakini sebagai cikal bakal dirayakannya hari Valentine adalah setelah tragedi dipenggalnya Santo Valentinus, seorang Uskup Agung yang dikenal sebagai pelindung orang-orang yang jatuh cinta. Dikisahkan bahwa Kaisar Romawi saat itu, Claudius II, menetapkan kebijakan yang melarang laki-laki lajang untuk menikah dan mewajibkan mereka bergabung menjadi tentara.
St Valentinus menolak perintah tersebut dan diam-diam menikahkan muda-mudi Kristen yang sedang jatuh cinta. Namun, tindakan St Valentinus tersebut diketahui oleh pihak kekaisaran Romawi sehingga ia dijebloskan ke penjara.
Di dalam penjara, ia dikisahkan membantu anak kepala sipir yang mengalami kebutaan. Meski cerita ini sangat populer, beberapa sejarawan percaya bahwa ada lebih dari satu pria bernama Valentinus yang dieksekusi atas perintah Kaisar Claudius II.
Terlepas dari ambiguitas cerita ini, Gereja Katolik menetapkan Santo Valentinus sebagai Martir Kristen dalam Martirologi Romawi pada 14 Februari. Dalam agama Katolik, Martir Kristen adalah julukan yang diberikan pada orang yang berani berjuang sampai meninggal untuk membela iman dan kepercayaannya terhadap Tuhan.
Setelah abad ke-5 M, Festival Lupercalia dihapus setelah Paus Gelasius I menetapkan 14 Februari sebagai hari untuk mengenang kemartiran Santo Valentinus. Namun, tradisi perayaan kasih sayang ini tetap berlanjut hingga kini.
Berbeda dengan masyarakat modern yang merayakan 14 Februari sebagai hari kasih sayang, Paus Gelasius I meniadakan Festival Lupercalia karena dianggap sebagai bagian dari tradisi pagan bangsa Romawi Kuno. Hal ini juga didukung oleh beberapa pakar Alkitab, yang memperingatkan umat Kristiani untuk tidak merayakan Valentine karena berakar dari ritual kaum pagan.
Masih banyak ketidakjelasan terkait asal-usul festival Lupercalia maupun pengaruhnya terhadap perayaan hari Valentine. Para sejarawan menghubungkan Valentine dengan Lupercalia karena ada beberapa korelasi antara kedua perayaan tersebut. Contohnya adalah penggunaan pernak-pernik berwarna merah pada hari Valentine, dimaknai melambangkan ritual kurban dalam festival Lupercalia.
Di era modern, masyarakat merayakan Hari Valentine dengan saling memberikan hadiah kepada pasangan mereka. Namun, perayaan ini juga sering dilakukan oleh pasangan yang belum terikat dalam pernikahan. Tak jarang, hari Valentine menjadi ajang bagi sebagian pasangan untuk untuk melakukan perzinaan.
Maka, netizen berpendapat bahwa penjual nanas muda akan meraup keuntungan besar setelah Hari Valentine, karena banyak pasangan yang mencarinya. Hal ini dikarenakan nanas muda diyakini dapat menggugurkan kandungan.
Sebagai warga Persyarikatan Muhammadiyah yang berkomitmen pada dakwah Islam Berkemajuan, tentu tidak ikut merayakan Hari Valentine, yang sejak awal sejarahnya penuh dengan peristiwa berdarah dan bahkan melambangkan objektifikasi perempuan.
Seharusnya, kita bisa memanfaatkan momen Valentine untuk kegiatan yang lebih positif, seperti mengedukasi masyarakat agar lebih memahami sejarah Hari Valentine serta larangan mendekati perzinaan. Sebab, perayaan ini berakar dari tradisi pagan masyarakat Romawi Kuno. (*)
Editor Ni’matul Faizah
© PWMU.CO – PT Surya Media Jatim